• Februari 12, 2013

    Ini hanyalah sharingan pribadiku. Bagi yang malas baca, lewat saja nggak apa-apa :)

    Aku selalu merasa orang mudah sekali menyebut kata teman atau sahabat, tapi arti dan perwujudan atas kata tersebut adalah NOL BESAR. Aku nggak tau apa di antara kalian semua sering bertemu orang seperti ini.

    Contoh :
    A : Nanti malam ke sini yuk
    Gw : (sebenarnya malas banget, tapi..) Ok deh

    Kali berikutnya,
    A : Kita main ke sana yuk
    Gw : (sebenarnya sudah ada feel nggak enak, tapi..) Iya

    Dipikir-pikir Gw diajak kemana-mana bukan karena bukan pengen jalan berdua, namun lebih ke nemanin dia makan lah, ngumpul sama temannya, ketemu orang lah, dll yang alasan sebenarnya adalah karena si A nggak ada yang nemanin. Dalam perkara ini, si A main ke rumah pasti ada maunya. Kita sebenarnya jarang sekali saling kontak, bukan karena aku pelit pulsa atau apa. Aku nggak tau apa yang mau diomongin di SMS secara si A juga cuma SMS atau telepon (kalau penting) karena tanya barang dia rusak trus gimana benerinnya, perlu internet, minta dicariin kliping buat adiknya yang masih sekolah, ngajak keluar, dan lainnya. Sekali pun kabar Gw nggak pernah ditanya. Pas ketemu, si A selalu bilang "sombong sekali dikau" atau "SMS pun nggak pernah" atau "HP selalu nggak aktif" atau "di SMS nggak pernah balas" atau "tiap hari internet,ckckck" *lalu dia geleng-geleng kepala, padahal dia sendiri BBM tiap saat atau "ih masih baca komik? kayak anak kecil" atau liat koleksi komik-ku, film dan dvds, dan seringnya Gw di depan komputer dia selalu geleng-geleng. Ya ampun, Gw cuma bisa ngelus-ngelus dada. Apa yang perlu digelengkan? Salah apa diriku? Setiap orang kan punya minat yang berbeda.

    Lagian...
    HP-ku selalu aktif kecuali di atas jam12 sampai jam8 pagi. Kalau memang HP nggak aktif kan bisa tinggalin SMS atau telepon ke rumah. Bukannya si A nggak punya nomor telepon rumahku. Dan anak kecil, jadi yang dewasa seperti apa ya? Jalan terus itu dewasa, nggak usah baca komik itu dewasa, apa lagi? Bullshit! Sikap yang mesti didewasain, bukannya hiburan yang mesti didewasain. Memangnya setiap adult mesti menghibur diri dengan bahan konten dewasa, porn everywhere? Gila apa ya? Kalau begitu yang bikin komik itu nggak dewasa dong? Sejak kapan ya ada anak-anak yang bisa nerbitkan komik buatan sendiri? Edan... Entah Undang-undang dari mana yang melarang seorang adult membaca komik. Banyak toh adult yang bahkan sudah married masih suka mengoleksi action figure.

    Sampai suatu hari si A ngajak keluar lagi. Aku sebenarnya sudah malas banget, nggak sreg-nya karena merasa dimanfaatin. Tapi nyokap bilang "pergilah hilangin suntuk di rumah". Apa salahnya ya jadi anak rumahan. Aku nggak begitu suka jalan. Nggak ada yang menyenangkan. Lagian kalau si A ngajak keluar, waktunya selalu mepet malam-malam. Jam8 sampai jam 9 malam, kadang cuma setengah jam, cuma buat muasin dirinya. Karena dia yang bawa, aku hanya bisa pasrah. Aku memang begitu, nggak suka menganggap barang milik orang lain itu juga milikku. Aku menghargai semua barang orang lain dan aku tau diri. Aku orang paling tau diri. Banyak teman dan orang-orang yang aku kenal yang mengganggap barang milik orang lain juga miliknya, alias juga ikut control. Jijik banget rasanya. Banyak juga yang karena berteman dengan para orkay, lalu ikutan bergaya, sok-sok, jaga image lah, ini itu lah. For Goodness sake.. *geleng-geleng kepala

    Lanjut dengan cerita si A. Nah, sampai suatu hari aku dengar dari mulut si A sendiri. Mungkin dia keceplosan atau apa ya. Pas keluar bareng denganku, si A bilang begini :

    A : Kalau aku sudah punya cowok, aku nggak akan keluar dengan kamu lagi
    Gw : (..... karena firasatku benar)

    Sampai sekarang biarpun tinggal di 1 kota yang sama dan walaupun jarak rumah dalam hitungan menit nggak sampai jam, kita tetap nggak pernah SMS atau kontak karena alasan "cowok". 


    Aku banyak sekali melihat orang yang begitu. Bukan si A saja, yang lain juga sama. Nanti ada yang berjanji-janji palsu dan melambungkan harapan namun ditendang turun, ada yang tiap SMS ngeluh terus bukannya tanya kabar dulu, SMS kalau ada maunya, datang kalau ada maunya, yang banyak teori ini dan itu tapi no action alias pandai ngomong tapi nggak ditunjukkan dengan sikap, ada yang berapa tahun nggak ketemu or kontak walaupun dalam 1 kota dan jarak rumah juga cuma dalam hitungan menit, ada yang sombong, ada yang lupa diri, ada yang dapat baru lupa yang lama, ada yang sengaja menyakiti hati, ada yang saking pelit pulsa nggak berani SMS atau kalau di SMS hanya jawab pertanyaan saja (satu arah, monoton) tapi kalau cowok langsung ditanggapin dan lain sebagainya. 

    Jadi teman atau sahabat itu apa????
    Tempat Pembuangan Limbah ya? 
    Seandainya putus dari cowok atau cerai dari suami lantas balik lagi ke teman?
    Baru tau teman baik? 
    Baru perhatian lagi? 
    Enak sekali...?
    Nggak pernahkah sekali pun terbersit dalam hidupmu teman atau sahabat itu juga manusia.
    Apakah kau mau diperlakukan begitu juga.
    Nggak habis pikir.. 
    Hanya di kala ada masalah.. di kala dibutuhkan nggak satu pun yang benar-benar bisa meluangkan hati dan pikiran. Tapi kalau demi yang lain, wow... langsung..!
    Sekali pun begitu, pintu hati ini sudah tertutup bagi orang-orang yang seperti itu dalam hidupku.
    Menyedihkan amat. Life is sometimes so meaningless dengan dikelilingi orang-orang seperti itu. Kita sendiri seperti sebuah mannequin atau puppet dan mereka adalah masternya.

    ENOUGH IS ENOUGH!
    But for you to remember, jangan lupakan satu hal.

    Roda itu berputar

    0 komentar

    Question, Constructive Suggestion, Feedback are welcome :)
    Spam, Ads, Flood, Bot will be DELETED without any further confirmation. Do NOT use bad word, please :)

  • Copyright © 2012 - 2015 and Redesigned by 天使の宮殿 - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan